Deskripsi
Novel ini ditulis dengan latar belakang usaha masyarakat Timor Leste melepaskan diri dari penjajahan Portugis dan kemudian dari persatuan dengan Negara Republik Indonesia. Penulisan novel ini bertujuan mengapresiasi tekad masyarakat Timor Leste berjuang melawan penentuan nasib menuju kemerdekaan. Perjuangan ini tidak mudah. Ada banyak kegagalan, air mata, dan bahkan darah. Perlawanan yang terus diwarnai oleh kegagalan itu antara lain menemukan simbolnya dalam bulan yang patah. “Di perkebunan kopi di Ermera, Isabel kecil berkata kepada Arnaldo, kakeknya: ‘Bomane, ada bulan patah di langit’.” (hlm. 87).
Penulis: Maria Matildis Banda
051620, 208 hlm., 2005, 19 x 13 cm;
Rp 35.000,00